Sunday, June 07, 2009

Manchink di Pemanchingan


Kayu kambangan/ pelampung berwarna-warni itu bergetar kecil di permukaan air. Langsung kusentak gagang pancing sedikit ke belakang. Dari dalam air, terasa ada tarikan yang membuat senar pancing menegang. Dengan agak cepat tapi mantab kugerakkan gagang pancing ke atas,...naach, itu dia ikan nila sebesar sandal ukuran 7 kena pancingku. Si ikan bergoyang dan berjoget dulu, lalu pasrah sewaktu diangkat ke pinggir kolam. Ia meronta lagi saat pancing dilepaskan dari mulutnya yang jontor. Segera kumasukkan si ikan ke jaring penampung yang terendam di kolam.
Rasa puas menyergap kalbu dan memicu napsu untuk kembali memasang secuil umpan ke mata kail, dan kuayun lagi senar pancing mengantarkan mata kail berumpan masuk ke kolam. Plung! pancing kembali menebar daya tarik bagi ikan-ikan yang doyan makan. Beberapa menit berlalu. Terasa ada denyut-denyut kecil di ujung senar berpelampung. kuangkat kailnya lagi. Ternyata kali ini umpannya habis digerogoti ikan-ikan kecil yang berkerumun dalam air.
Kupasang lagi umpan di ujung kail dan kulemparkan kailnya agak menjauh. beberapa menit kemudian kembali denyutan kecil terasa. Kutarik lagi gagang pancing, hasilnya... seekor ikan lele dumbo kena kaw!
Bagi kaum amatiran seperti aku, memancing di kolam pemancingan cukup representatif
dan melegakan. Ini tentu berlainan dengan gerombolan pemancing handal yang levelnya top markotop, yang hanya terpuaskan hasratnya memburu ikan kalau memancing di sungai atau laut. Memancing di sungai atau laut kata mereka lebih lezat dan nikmat, dibandingkan memancing di kolam pemancingan yang harga tangkapannya lebih mahal. Tetapi memancing di sungai sekarang ini lebih sulit karena kebanyakan sungai tercemar bermacam limbah, jadi ikannya juga mulai pamit, alias jarang nongol.
Sungguh menyedihken...

No comments: