Sunday, May 20, 2018

NGADEM DI HUTAN PINUS MANGLI

Karena lingkungan urban yang padat dan berhawa sumuk binti gerah, banyak orang kota (apalagi yang tinggal di kampung padat) mencari suasana segar pas ada liburan.  Mereka bertandang ke mana-mana, memburu spot yang hijau royo-royo, berudara sejuk dan jauh dari area bising.  Itulah mengapa banyak warga Jakarta misalnya, rela wal ikhlas antre di jalan raya alias bersedia menderita di kemacetan yang mengular berkilometer hanya untuk datang ke lahan adem bernama Puncak.

Beruntunglah anak negeri yang tinggal di daerah yang tidak sepadat, seruwet, semacet dan "semenderita" seperti Jakarta.  Contohnya mereka  yang hidup di Jawa Tengah, sekitar Semarang, Salatiga, Magelang dan Temanggung.  Dalam konteks kebutuhan refresh ke tempat adem, pilihannya lebih bervariasi dan bergaransi.  Bervariasi, karena opsinya ada hutan pinus, kebun teh, kebun bunga dan sayur, air terjun, puncak bukit dan lereng pegunungan yang menyajikan pemandangan wooow... Selain itu juga bergaransi, dalam arti jaminan barangnya asli alami bukan rekayasa seperti Dunia Fantasi, jaminan akses ke lokasi bebas macet kecuali pada musim Lebaran, ada beberapa spot yang macet gegara diserbu pemudik dari Jakarta (mereka biangnya macet? ha..haa..haaa), dan jaminan ongkos kunjung/ tarif masuk lokasi yang umumnya murah meriah carey.

Salah satu tempat apik yang mudah dihinggapi dari sekitar Semarang, Solo dan Yogya (disingkat Semarloyo) adalah hutan pinus Mangli, Kec. Grabag, Kab. Magelang.  Tampilan kali ini menyoroti aksi menengok hutan pinus Mangli yang diakses dari Salatiga.  Ceritanya begini: dari Salatiga awak pakai motor kesayangan (memang cuma punya itu) code name Vegie, ke arah Kopeng dan melaju terus ke Ngablak.  Setelah Pasar Ngablak, belok kanan di gapura gede bertuliskan Sub Terminal Agribisnis Ngablak Kab. Magelang.  Dari sini melewati Puskesmas Ngablak, tinggal melaju ke barat mengikuti papan petunjuk "Jalur Pendakian G. Andong via Sawit".  Tapi sampai di Srigading ada pertigaan, tidak lagi mengikuti jalur pendakian itu, belok kiri mengikuti penunjuk arah "Mangli".  Tinggal terus ikuti jalan aspal yang menurun, akhirnya sampai di hutan pinus Mangli.  Tampilan front yardnya seperti ini:
Gapura/ loket masuk Hutan Wisata Mangli
 Masuk lewat gapura (bayarnya cuma Rp. 5000) itu, awak memarkir si Vegie di lahan parkir sebelah kanan dalam.  Si Vegie pun nongkrong parkir dengan tenang dan aman di sini:

  Di hutan wisata ini, menu utamanya ya hutan pinus.  Gerombolan pinus itu kalau pas kena angin daunnya akan mendesau - mendayu - dayu, menimbulkan sensasi gimana gitu.  Ditambah lagi dengan udara yang sejuk khas pegunungan, rasanya membuat betah nongkrong di situ:
Suasana khidmat di hutan wisata Mangli, Kab. Magelang
 Hutan wisata Mangli sudah dilengkapi tempat bermain anak, walau masih minimalis bin ala kadarnya:
Playground di hutan Mangli

Selain itu juga ada camping ground lumayan luas, buat yang suka ngecamp atau rombongan pramuka sekolah yang biasanya punya gawe wajib kemah (sambil disemprit-semprit, disuruh lari-lari).  Berkemah di sini dijamin tenang dan nyaman tanpa gangguan pedagang asongan dan peminta-minta, tidak seperti di bumi perkemahan Kopeng.  Camping ground di Mangli sudah dilengkapi MCK dengan sediaan air yang melimpah dan dingin-segar, brrrr.....



Lokasi ini juga cocok untuk adegan foto prewedding, selfie perorangan atau beregu, jalan santai, jogging, outbond, atau keceh (main-main air) di anak sungai yang airnya mengalir jernih gemericik di sela-sela batu :
 
jalan setapak di hutan Mangli
Saran awak bagi yang mau traveling ke sana, pilihlah waktu kunjungan sekitar musim kemarau karena cuaca cerah dan udara segar ditunjang pemandangan yang asyoi.  Kalau di musim hujan, sering berkabut dengan hujan rintik-rintik, tanah basah-basah licin, dan udara terasa dingin.

Oke bro & sis, begitulah cerita awak soal hutan wisata Mangli.  See you there.